A. Etika Teleologi
Di dalam etika teleology terdapa dua aliran etika teleologi
yang harus dipahami yaitu :
1. Egoisme Etis
Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap
orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya
sendiri. Satu-satunya tujuan tindakan moral setiap orang adalah mengejar
kepentingan pribadi dan memajukan dirinya. Egoisme ini baru menjadi persoalan
serius ketika ia cenderung menjadihedonistis, yaitu ketika kebahagiaan dan
kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yg
bersifat vulgar. Contoh Egoisme etis : A adalah seorang pengusaha muda yang
sukses dan dia sangat tekun dalam bekerja. Namun meski begitu, A adalah
seseorang yang pelit dan hanya menggunakan uang hasil kerja kerasnya untuk
bersenang-senang atau kepentingannya sendiri.
2. Utilitarianisme
Kata utilitarianisme berasal dari bahasa latin yaitu utilis
yang berarti “bermanfaat”. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika
membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai
keseluruhan. Dalam rangka pemikiran utilitarianisme, kriteria untuk menentukan
baik buruknya suatu perbuatan adalah “the greatest happiness of the greatest
number”, kebahagiaan terbesar dari jumlah orang yang terbesar. Menurut teori
ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus
menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Contoh
Utilitarianisme : B adalah seseorang yang pintar dan rajin belajar. Berkat itu
pula, B bisa mendapatkan beasiswa di universitas terbaik. Namun, B adalah orang
yang sangat baik. Dia tak segan-segan untuk mengajarkan ke temannya bila
temannya tidak mengerti pelajaran yang dipelajari di universitasnya.
B. Deontologi
Istilah deontologi berasal dari kata Yunani ‘deon’ yang berarti kewajiban.
‘Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak
sebagai buruk’, deontologi menjawab : ‘karena perbuatan pertama menjadi
kewajiban kita dan karena perbuatan
kedua dilarang yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban.
Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks agama, sekarang merupakan
juga salah satu teori etika yang terpenting. Contoh Deontology : C berkeinginan
menjadi seorang guru karena dia senang mengajar dan keinginan tersebut telah
tercapai. C menjadi seorang guru di salah satu SMA di dekat rumahnya. Dan C
memiliki kewajiban untuk mendidik anak-anak sekolahnya agar menjadi anak yang
pintar dan berprestasi.
C. Teori Hak
Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini
adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya
suatu perbuatan atau perilaku. Teori Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan
dengan kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama.Hak
didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena
itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis. Contoh Teori Hak :
Seorang anak memiliki hak untuk memilih dan menentukan apa mimpi dan cita-cita
yang ingin diraih sesuai keinginannya dan bagaimana cara anak tersebut
mewujudkannya asal masih dalam hal hal positif.
D. Teori Keutamaan (Virtue)
Memandang sikap atau
akhlak seseorang tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau
jujur, atau murah hati dan sebagainya.Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut : disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral.
Contoh Teori Keutamaan
:
a. Kebijaksanaan: Merupakan suatu
keutamaan yang membuat seseorang mengambil keputusan tepat dalam setiap
situasi.
b. Keadilan : Keutamaan lain yang
membuat seseorang selalu memberikan kepada sesama apa yang menjadi haknya
c. Suka bekerja keras: Keutamaan yang
membuat seseorang mengatasi kecenderungan spontan untuk bermalas-malasan. Ada
banyak keutamaan semacam ini. Seseorang adalah orang yang baik jika memiliki
keutamaan.
d. Hidup yang baik: Seseorang
menjalankan hidup dengan tenang tanpa harus terlalu memikirkan beban yang
sedang dia pikul dengan menikmati hidup.
Sumber:
http://fajar-apriyanto.blogspot.co.id/2016/09/pengertian-etika-prinsip-prinsip-etika.html
20.53 |
Category:
Ekonomi
|
0
komentar
Comments (0)