Masyarakat pada umumnya mengatakan akuntan sebagai
orang yang profesional khususnya di dalam bidang akuntansi. Karena mereka
mempunyai suatu kepandaian yang lebih di dalam bidang tersebut dibandingkan
dengan orang awam sehingga masyarakat berharap bahwa para akuntan dapat
mematuhi standar dan sekaligus tata nilai yang berlaku dilingkungan profesi
akuntan, sehingga masyarakat dapat mengandalkan kepercayaannya terhadap
pekerjaan yang diberikan. Dalam hal ini, seorang akuntan dipekerjakan oleh
sebuah organisasi atau KAP, tidak akan ada undang-undang atau kontrak tanggung
jawab terhadap pemilik perusahaan atau publik. Walaupun demikian, sebagaimana
tanggung jawabnya pada atasan, akuntan professional publik mengekspektasikannya
untuk mempertahankan nilai-nilai kejujuran, integritas, objektivitas, serta
pentingannya akan hak dan kewajiban dalam perusahaan.
Perubahan ekpektasi publik terhadap bisnis akan
mempengaruhi ekspektasi publik terhadap peran akuntan. Trade Off antara akuntan
sebagai bagian dari perusahaan dan sebagai penjaga kepentingan publik bisa
dikatakan sulit. Pada satu sisi, akuntan sebagai bagian dari perusahaan
diharapkan mampu dalam memenuhi tanggung jawabnya sebagai karyawan dalamsebuah
perusahaan, sisi lainnya adalah publik mengharapkan agar akuntan juga tetap
profesional dan memegang teguh nilai-nilai objektivitas, Integritas dan
kerahasiaan untuk melindungi kepentingan publik.
Perusahaan memerlukan dukungan dari stakeholders
seperti pemegang saham, pegawai, konsumen, kreditur, supplier, pemerintah, dan
aktivis untuk dapat mencapai tujuan jangka panjangnya. Dukungan untuk bisnis
secara umum tergantung pada kredibilitas penempatan stakeholders dalam komitmen
perusahaan, reputasi perusahaan, dan kekuatan dari keunggulan kompetitif
perusahaan. Kini, stakeholder menginginkan kegiatan perusahaan akan lebih
menghargai kepentingan dan hal-hal yang bermanfaat bagi mereka, dalam arti luas
perusahaan diminta untuk menentukan sikap etis dalam mencapai kesuksesan. Oleh
karena itu, kini direksi perusahaan berkeinginan untuk memimpin perusahaan
mereka secara lebih beretika,yang berarti perusahaan memperhatikan eksekutif
dan pegawai secara etis. Lebih dari itu, perusahaan diharapkan lebih
bertanggung jawab kepada stakeholder dalam hal transparansi dan sikap etis.Penilaian
keberhasilan kini tidak hanya sekedar apa yang telah dicapai perusahaan tapi
juga menyangkut bagaimana keberhasilan itu dapat dicapai secara etis. Beberapa
faktor yang menyebabkan perubahan ekspektasi publik terhadap perilaku bisnis
yaitu urusan lingkungan, sensitivitas moral, penilaian buruk dan aktivis,
ekonomi dan tekanan persaingan, skandal keuangan (kesenjangan ekspektasi dan
kesenjangan kredibilitas), kegagalan kepemimpinan dan penilaian resiko,
peningkatan keinginan transparansi, sinergi semua faktor dan penguatan
institusional.
Sumber :
http://vaniaputriajah.blogspot.co.id/2012/10/perilaku-etika-dalam-profesi-akuntansi.html
11.55 |
Category:
Ekonomi
|
0
komentar
Comments (0)