1.PENGERTIAN PERUSAHAAN
a.Secara Umum:
Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor produksi. Setiap perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan ada pula yang tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha untuk perusahaannya. Badan usaha ini adalah status dari perusahaan tersebut yang terdaftar di pemerintah secara resmi.
b.Menurut Para Pengamat/Ahli , UUD , dll:
*PEMERINTAH HINDIA BELANDA
Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan, yang dilakukan secara tidak terputus-putus, dengan terang-terangan, dalam kedudukan tertentu dan untuk mencari laba (bagi diri sendiri).
*UU No.8 TAHUN 1997, PASAL 1 AYAT 1
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus-menerus dengan memperoleh keuntungan dan atau laba bersih, baik yang diselenggarakan oleh orang perorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayah negara RI.
*MOLENGRAAFF
Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus menerus, bertindak keluar, untuk memperoleh penghasilan dengan cara memperdagangkan atau menyerahkan barang atau mengadakan perjanjian perdagangan.
*MUCH NURACHMAD
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.Bisa dibilang perusahaan adalah usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
*MURTI SUMARNI (1997)
Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber daya ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan memperoleh keuntungan dan memuaskan kebutuhan masyarakat.
2.TEMPAT KEDUDUKAN DAN LETAK PERUSAHAAN.
a.Tempat Kedudukan Perusahaan
Tempat kedudukan perusahaan adalah kantor pusat perusahaan tersebut. Tempat kedudukan perusahaan pada umumnya dipengaruhi faktor kelancaran hubungan dengan lembaga-lembaga lain seperti lembaga pemerintah, lembaga keuangan pelanggan, dan sebagainya.
b.Letak Perusahaan
Letak perusahaan adalah tempat perusahaan melakukan kegiatan fisik / pabrik. Letak perusahaan dipengaruhi faktor ekonomi dan merupakan salah satu faktor penting yang menunjang efisiensi perusahaan terutama dalam kaitannya dengan biaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya adalah :
· -Harga bahan mentah / bahan pembantu
· -Tingkat upah buruh
· -Tanah
· -Pajak
· -Tingkat bunga
· -Biaya alat produksi tahan lama
· -Biaya atas jasa pihak ketiga
Jenis-jenis Letak Perusahaan
Letak perusahaan dapat dibedakan menjadi empat yaitu :
*Terikat keadaan alam
Terjadi karena keterkaitan yang erat antara alam sebagai sarana ketersediaan, kemudahan sumber daya alam dengan perusahaan yang membutuhkannya dan mengembangkannya, contoh: Puncak sangat baik untuk lokasi perkebunan. Selain itu ada faktor-faktor lain seperti lokasi tersebut aman dari bencana alam.
*Terikat sejarah
Terjadi karena ada unsur-unsur tertentu semisal letak perusahaan tersebut sudah turun-temurun dalam pengembangan usaha sehingga pemilik memilih tempat itu sebagai sarana melakukan kegiatan fisik. Ssebagai contoh Pada awalnya, wanita keraton Yogya membuat batik untuk mengisi waktu kosong kini berkembang menjadi kegiatan padat karya di Yogyakarta dan untuk menghargai wanita keraton Yogya sebagai pelopor maka pembatikan terus dilakukan di wilayah Yogya dengan dukungan budaya dari masyarakat sekitar
*Terikat oleh pemerintah
Terjadi karena pemerintah mempertimbangkan faktor keamanan, politik, kesehatan dan sebagainya sebagai contohnya letak perusahaan bahan kimia yang berbahaya ditentukan di lokasi yang terisolir dari letak rumah masyarakat agar limbah yang dihasilkan perusahaan tidak mengganggu masyarakat, ataupun bilamana terjadi hal yang tidak diinginkan, dampaknya dapat ditekan hingga se-minimal mungkin
*Dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi.
Terjadi karena perusahaan membutuhkan berbagai keperluan untuk produksinya yang bisa dicukupi oleh tempat tersebut, contoh ketersediaan barang setengah jadi bagi Perusahaan Tekstil dan ketersediaan air bagi Perusahaan Pengiriman Ikan.
3.PERUSAHAAN DAN LEMBAGA SOSIAL.
a.Menurut teori :
Perusahaan adalah salah satu Lembaga Sosial dalam bidang Ekonomi atau bisa dibilang Pranata Ekonomi dan berbeda dengan Lembaga sosial lainnya karena fungsi perusahaan sebagai Pranata Ekonomi bukan untuk membentuk kepribadian seperti lembaga keluarga dan pendidikan, bukan pula untuk mencapai kesejahteraan rohani seperti lembaga agama, tetapi fungsi rinci perusahaan sebagai Pranata Ekonomi adalah sebagai berikut:
- Memberi pedoman untuk mendapatkan bahan pangan.
- Memberikan pedoman untuk melakukan pertukaran barang/barter
- Memberi pedoman tentang harga jual beli barang.
- Memberi pedoman untuk menggunakan tenaga kerja.
- Memberikan pedoman tentang cara pengupahan.
- Memberikan pedoman tentang cara pemutusan hubungan kerja.
- Memberi identitas bagi masyarakat.
Menurut penjelasan diluar teori memang ada poin-poin yang berbeda.
b.Menurut pendapat saya :
Menurut saya, perusahaan ekonomi adalah lembaga yang bergerak dalam transaksi barang/jasa dengan melakukan produksi dan distribusi guna memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat dengan mengharapkan laba. Perusahaan dikendalikan oleh pemimpin perusahaan dan jajarannya dan mereka mengatur manajemen perusahaan, tidak terlibat langsung dalam produksi. Perusahaan bergerak setiap hari dengan mengerahkan para pekerja/buruhnya untuk proses produksi.
Lembaga sosial adalah Lembaga yang bergerak untuk melayani kebutuhan masyarakat dengan mengerahkan upaya yang ada tanpa mengharapkan laba karena niatnya adalah untuk membantu sesama manusia.Lembaga sosial bergerak pada aktivitas tertentu semisal: Bantuan bagi Desa tertinggal, bantuan bagi korban banjir dll .
Lembaga sosial memiliki ketua tetapi hanya mengatur dalam hal tertentu dan ia tetap terlibat langsung dalam kegiatan di masyarakat.
4. BERBAGAI MACAM LINGKUNGAN PERUSAHAAN
DAN PENGARUHNYA KEPADA PERUSAHAAN.
Lingkungan perusahaan adalah faktor-faktor dari luar perusahaan yang berkaitan denganperusahaan dalam kegiatan manajemen maupun produksinya. Lingkungan secara luas adalah mencakup semua faktor ekstern yang mempengaruhi seseorang ataupun grup dalam perusahaan maupun luar perusahaan.
Masing-masing komponen faktor lingkungan tersebut saling menunjang dan saling mempengaruhi. Faktor lingkungan perusahaan dibagi menjadi 3 golongan besar yaitu:
a.Jenis-jenis Lingkungan Perusahaan
1.Lingkungan perekonomian, yang berhubungan dengan pasar modal
2.Lingkungan non ekonomi seperti Politik,Pemerintah,Hukum dan Militer dapat mempengaruhi kegiatan perusahaan
3. Keadaan Sosial meliputi berbagai golongan penduduk yang berhubungan dengansikap kepercayaan, tingkah laku yang dicerminkan dalam lembaga-lembaga sosial yang ada.
b. Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap Struktur Perusahaan
- Tanah dan alam sekitarnya.
Faktor ini sangat berpengaruh dalam struktur perusahaan, tanah dan alam sekitarnya dengan jenis yang bervariasi dibutuhkan oleh Perusahaan dengan jenis yang bervariasi, Perusahaan Dagang bergantung dari sumber daya karena mereka membutuhkan bahan baku yang didapat dari alam (ekstraktif) contoh:Perusahaan Aqua yang bergantung pada air pegunungan. Sementara perusahaan jasa meletakkan perusahaannya tempat yang ramai dan dekat dengan konsumen yang membutuhkan jasa yang sesuai serta kesesuaian pemiliknya contoh:Perusahaan Kereta Api membangun stasiunnya di Lingkungan yang padat penduduk dan bekerja antar kota.
- Ilmu pengetahuan dan seni.
Faktor ini sangat berpengaruh dalam perkembangan produk perusahaan, ilmu pengetahuan yang makin berkembang membuat produk pun makin meningkat kualitasnya ( contoh: inovasi motor dengan teknologi injeksi) .Selain itu, seni dibutuhkan untuk promosi ( contoh: untuk membuat produksinya laku,Top Coffemenggandeng Iwan Fals sebagai seniman untuk menjadi Bintang Iklannya).
- Pemerintah dan hukum.
Faktor ini sangat berpengaruh dalam tetap berdirinya suatu perusahaan, pengurusan izin mendirikan dan mengembangkan suatu perusahaan serta pengurusan pajak harus dikerjakan dengan sangat hati-hati agar tidak terkena jeratan hukum.
- Uang,kredit dan modal
Faktor ini sangat berpengaruh dalam kegiatan produksi perusahaan baik untuk bahan baku dan gaji karyawan maupun buruh sehingga butuh jasa akuntan berpengalaman untuk memegang kendali atas uang dalam perusahaan. Selain itu kredit berpengaruh dalam hal investasi agar pengembangan atau perluasan usaha dapat berjalan lancar. Sama halnya dengan kedua hal diatas, modal sangat berpengaruh dalam hal kelangsungan usaha dimana semakin tinggi modal maka semakin besar juga kemungkinan perusahaan itu dapat bertahan lama.
- Tenaga kerja dan SDM
Aspek ini berkaitan dengan kegiatan produksi dimana sebagian besar tenaga kerja suatu perusahaan diletakkan dalam bidang ini. Tenaga kerja yang puas akan perusahaan akan bekerja secara lebih tulus dan lebih produktif, menjadi tenaga kerja apalagi jajaran pemimpin perusahaan harus memiliki sumber daya manusia yang baik sehingga pemahaman dalam tiap bidang dapat didapatkan dengan cepat dan pekerjaan dapat lebih efektif.
- Sikap konsumen dan publik
Faktor ini berpengaruh kepada perusahaan dimana konsumen akan selalu mencari barang yang sesuai keinginan dan jasa yang membuat konsumen puas.Oleh karena itu selalu ada kontrol terhadap suatu barang yang dilepas ke pasar dimana kritik dan saran konsumen adalah alasan untuk tetap memasarkan produk atau dimodifikasi terlebih dahulu agar sesuai selera konsumen.Komentar publik terhadap suatu barang dan jasa dapat dijadikan batu loncatan ataupun kulit pisang bagi suatu perusahaan oleh karena itu perusahaan harus pandai-pandai dan sangat teliti dalam membuat suatu produk dan memasarkan harga agar tidak kalah dengan produsen lain.
- Segi kepercayaan dan agama
Aspek ini berpengaruh kepada suatu produk yang akan dibuat.Contoh di Negara Timur Tengah, produk yang menonjol adalah baju muslim yang menutupi aurat, kopiah, kerudung dan barang lainnya yang berkaitan dengan islam.Produk yang dibuat disesuaikan dengan agama mayoritas penduduk agar dapat lebih cepat dalam pemasarannya.
- Hubungan internasional
Aspek ini berpengaruh kepada kegiatan ekspor impor perusahaan. Negara dengan hubungan internasional yang baik akan melakukan kegiatan pertukaran barang dengan negara lain dimana barang yang mereka dapatkan sulit untuk miliki di Negara sendiri, sedangkan apabila hubungan internasional suatu negara buruk. bisa dibayangkan banyak produk-produk yang tidak boleh dikirim dan diterima oleh negara tersebut. Contohnya mungkin Jepang dengan Vietnam dimana Jepang mengirimkan berbagai macam teknologi untuk ditukar dengan berasnya Vietnam.
5. PENDEKATAN DALAM MELIHAT LINGKUNGAN BISNIS.
Lingkungan selalu memberi pengaruh yang signifikan bagi siapa saja, termasuk perusahaan atau korporasi. Perusahaan tidak akan tumbuh dengan baik, jika lingkungan usaha yang mengitarinya tidak kondusif, oleh karena itu kita harus jeli dalam menentukan kebijakan bisnis dan mempelajari hal-hal yang ada dalam lingkungan bisnis agar dapat bersahabat dengan perusahaan kita. Sekalipun perusahaan itu dikelola oleh manajemen profesional dan didukung kemampuan modal yang cukup. Namun, jika lingkungan bisnisnya tidak mendukung, bisa jadi bisnis atau usaha yang dijalani akan redup. Kata lingkungan di sini memiliki pemahaman yang begitu kompleks dan luas. Lingkungan bisnis atau usaha bukan sebatas apa yang tampak di sekitar lokasi usaha, pabrik dan kantor tetapi dalam suatu konteks luas melalui tempat-tempat terkait yang mempengaruhi kegiatan perusahaan.
Lebih dari itu, lingkungan bisnis menyangkut banyak hal, misalnya sistem sosial masyarakat, politik, ketersediaan pasar, kebijakan pemerintah termasuk perlakuan perpajakan dan tingkat persaingan usaha. Selain itu, ada juga faktor ketersediaan bahan baku, ketersediaan sumber daya manusia, dukungan teknologi operasional dan teknologi informasi serta sumber pembiayaan yang memadai. Begitu kompleksnya faktor lingkungan bisnis ini sehingga perlu pemahaman dan analisa secara lebih terinci agar perusahaan dapat aman berpijak di tempatnya berdiri.
Karena itu pula, setiap perusahaan yang berencana melakukan ekspansi, membuka cabang atau gerai baru selalu didahului dengan studi kelayakan atau survei. Objek yang disurvei pasti berkaitan dengan lingkungan usaha di sekitarnya, apakah mendukung untuk dibuka sebuah cabang baru atau justru sebaliknya.
Luasnya ruang lingkup lingkungan bisnis menyadarkan kita bahwa keberadaan lingkungan bisa memberikan dua kemungkinan, yakni mendukung terhadap bisnis yang digelutinya atau sebaliknya menjadi risiko bisnis yang harus diperhitungkan. Risiko yang ditimbulkan bisa bersifat sistemik dan unsistemik. Bagi pelaku pasar modal, memahami pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan bisnis atau usaha merupakan hal yang wajib terutama, jika dikaitkan dengan sektor-sektor bisnis yang sedang diminatinya mengingat setiap sektor usaha memiliki tingkat sensitivitas berbeda terhadap lingkungan yang sama.
Kondisi lingkungan yang cateris paribus bisa jadi menguntungkan bagi sektor usaha yang satu, tapi tidak mendukung bagi sektor usaha yang lain. Musim hujan, misalnya tidak menguntungkan bagi usaha di sektor wisata, tour and travel karena banyak orang yang enggan bepergian. Namun, musim hujan amat menguntungkan bagi produsen payung. Ini hanyalah sekedar contoh sederhana di mana kondisi lingkungan yang sama memberikan dampak berbeda di sektor usaha yang berbeda. Apa benang merah antara pemahaman lingkungan bisnis dengan prilaku investasi di pasar modal? Seperti diketahui, saat ini tercatat lebih dari 400 perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa efek. Sektor usahanya pun bervariasi, yaitu pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan, jasa dan investasi, infrastruktur, industri manufaktur, properti, keuangan dan perbankan, travel dan wisata, dan sebagainya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa iklim merupakan aspek yang paling berpengaruh dalam kegiatan perekonomian.
Banyak contoh yang bisa diajukan untuk menunjukkan betapa lingkungan dan perubahannya sangat berpengaruh terhadap aktivitas investasi di pasar saham. Contoh yang nyata adalah apabila melemahnya secara drastis nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Melemahnya rupiah terhadap mata uang AS merupakan sebuah perubahan di lingkungan. Hal ini mengingatkan kita pada krisis moneter, di mana anjloknya nilai rupiah telah membuat bangkrut banyak perusahaan. Melemahnya rupiah menggelembungkan beban utang perusahaan dalam denominasi dolar AS. Gambarannya begini. Jika perusahaan memiliki utang USD1 juta.Dengan nilai Rp9.100 per USD, perusahaan ini memiliki kewajiban sebesar Rp9,1 miliar. Nah, jika rupiah melemah menjadi Rp9.700 per USD, utang perusahaan tadi meningkat menjadi Rp9,7 miliar. Jika kondisi seperti ini terjadi pada perusahaan publik atau emiten, sudah pasti kinerja emiten tersebut akan tergerus semakin tipis. Efek berantainya tentu saja berupa runtuhnya ekspektasi investor di pasar sehingga mereka cenderung akan melepas sahamnya. Dampak berikutnya bisa diduga, harga saham akan turun. Namun, penurunan rupiah ini, bisa menimbulkan dampak sebaliknya bagi perusahaan yang mayoritas pendapatannya berupa dolar AS. Tidak sedikit perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mayoritas pendapatannya berupa USD. Perusahaan yang mayoritas produknya di ekspor pasti mayoritas pendapatannya dalam USD. Terhadap perusahaan seperti ini, penurunan nilai rupiah justru menjadi berkah yang nikmat karena dengan sendirinya pendapatannya, jika dikonversi ke rupiah akan mengalami lompatan besar. Apalagi, jika dalam pengeluaran operasional, perusahaan ini membayar dengan rupiah. Contoh lain adalah kenaikan harga komoditas hasil tambang. Masih segar dalam ingatan ketika beberapa komoditas hasil tambang harganya melejit, seperti: batu bara, timah, emas dan minyak.
Di pasar modal saham-saham perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan diburu investor. Tidak ada satu pun perusahaan sektor pertambangan yang harganya tidak naik signifikan. Juga ketika harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) melesat di pasar internasional, maka saham-saham perkebunan kelapa sawit juga menjadi incaran investor. Tak pelak, harga saham produsen CPO juga terbang tinggi.
Bentuk lingkungan lain misalnya ketika parlemen sibuk memainkan ‘drama’ Bank Century. Saat itu mayoritas pelaku pasar bersikap menunggu, wait and see, karena takut manuver parlemen ini menjelma menjadi bola liar yang sulit dikendalikan. Nilai maupun volume transaksi saham di BEI saat itu relatif rendah. Inilah efek dari lingkungan politik yang suhunya sedang hangat.
Beberapa ilustrasi di atas menunjukkan bahwa lingkungan bisnis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kegiatan investasi di pasar modal. Jika lingkungan mendukung, pasar modal akan merespons positif. Namun, dalam beberapa kasus, kondisi lingkungan yang sama bisa memberikan efek berbeda bagi sektor usaha yang berbeda. Oleh karena itu sudah semestinya para pebisnis selalu mengikuti perkembangan yang terjadi di sekitarnya.
Lebih dari itu, lingkungan bisnis menyangkut banyak hal, misalnya sistem sosial masyarakat, politik, ketersediaan pasar, kebijakan pemerintah termasuk perlakuan perpajakan dan tingkat persaingan usaha. Selain itu, ada juga faktor ketersediaan bahan baku, ketersediaan sumber daya manusia, dukungan teknologi operasional dan teknologi informasi serta sumber pembiayaan yang memadai. Begitu kompleksnya faktor lingkungan bisnis ini sehingga perlu pemahaman dan analisa secara lebih terinci agar perusahaan dapat aman berpijak di tempatnya berdiri.
Karena itu pula, setiap perusahaan yang berencana melakukan ekspansi, membuka cabang atau gerai baru selalu didahului dengan studi kelayakan atau survei. Objek yang disurvei pasti berkaitan dengan lingkungan usaha di sekitarnya, apakah mendukung untuk dibuka sebuah cabang baru atau justru sebaliknya.
Luasnya ruang lingkup lingkungan bisnis menyadarkan kita bahwa keberadaan lingkungan bisa memberikan dua kemungkinan, yakni mendukung terhadap bisnis yang digelutinya atau sebaliknya menjadi risiko bisnis yang harus diperhitungkan. Risiko yang ditimbulkan bisa bersifat sistemik dan unsistemik. Bagi pelaku pasar modal, memahami pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan bisnis atau usaha merupakan hal yang wajib terutama, jika dikaitkan dengan sektor-sektor bisnis yang sedang diminatinya mengingat setiap sektor usaha memiliki tingkat sensitivitas berbeda terhadap lingkungan yang sama.
Kondisi lingkungan yang cateris paribus bisa jadi menguntungkan bagi sektor usaha yang satu, tapi tidak mendukung bagi sektor usaha yang lain. Musim hujan, misalnya tidak menguntungkan bagi usaha di sektor wisata, tour and travel karena banyak orang yang enggan bepergian. Namun, musim hujan amat menguntungkan bagi produsen payung. Ini hanyalah sekedar contoh sederhana di mana kondisi lingkungan yang sama memberikan dampak berbeda di sektor usaha yang berbeda. Apa benang merah antara pemahaman lingkungan bisnis dengan prilaku investasi di pasar modal? Seperti diketahui, saat ini tercatat lebih dari 400 perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa efek. Sektor usahanya pun bervariasi, yaitu pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan, jasa dan investasi, infrastruktur, industri manufaktur, properti, keuangan dan perbankan, travel dan wisata, dan sebagainya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa iklim merupakan aspek yang paling berpengaruh dalam kegiatan perekonomian.
Banyak contoh yang bisa diajukan untuk menunjukkan betapa lingkungan dan perubahannya sangat berpengaruh terhadap aktivitas investasi di pasar saham. Contoh yang nyata adalah apabila melemahnya secara drastis nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Melemahnya rupiah terhadap mata uang AS merupakan sebuah perubahan di lingkungan. Hal ini mengingatkan kita pada krisis moneter, di mana anjloknya nilai rupiah telah membuat bangkrut banyak perusahaan. Melemahnya rupiah menggelembungkan beban utang perusahaan dalam denominasi dolar AS. Gambarannya begini. Jika perusahaan memiliki utang USD1 juta.Dengan nilai Rp9.100 per USD, perusahaan ini memiliki kewajiban sebesar Rp9,1 miliar. Nah, jika rupiah melemah menjadi Rp9.700 per USD, utang perusahaan tadi meningkat menjadi Rp9,7 miliar. Jika kondisi seperti ini terjadi pada perusahaan publik atau emiten, sudah pasti kinerja emiten tersebut akan tergerus semakin tipis. Efek berantainya tentu saja berupa runtuhnya ekspektasi investor di pasar sehingga mereka cenderung akan melepas sahamnya. Dampak berikutnya bisa diduga, harga saham akan turun. Namun, penurunan rupiah ini, bisa menimbulkan dampak sebaliknya bagi perusahaan yang mayoritas pendapatannya berupa dolar AS. Tidak sedikit perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mayoritas pendapatannya berupa USD. Perusahaan yang mayoritas produknya di ekspor pasti mayoritas pendapatannya dalam USD. Terhadap perusahaan seperti ini, penurunan nilai rupiah justru menjadi berkah yang nikmat karena dengan sendirinya pendapatannya, jika dikonversi ke rupiah akan mengalami lompatan besar. Apalagi, jika dalam pengeluaran operasional, perusahaan ini membayar dengan rupiah. Contoh lain adalah kenaikan harga komoditas hasil tambang. Masih segar dalam ingatan ketika beberapa komoditas hasil tambang harganya melejit, seperti: batu bara, timah, emas dan minyak.
Di pasar modal saham-saham perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan diburu investor. Tidak ada satu pun perusahaan sektor pertambangan yang harganya tidak naik signifikan. Juga ketika harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) melesat di pasar internasional, maka saham-saham perkebunan kelapa sawit juga menjadi incaran investor. Tak pelak, harga saham produsen CPO juga terbang tinggi.
Bentuk lingkungan lain misalnya ketika parlemen sibuk memainkan ‘drama’ Bank Century. Saat itu mayoritas pelaku pasar bersikap menunggu, wait and see, karena takut manuver parlemen ini menjelma menjadi bola liar yang sulit dikendalikan. Nilai maupun volume transaksi saham di BEI saat itu relatif rendah. Inilah efek dari lingkungan politik yang suhunya sedang hangat.
Beberapa ilustrasi di atas menunjukkan bahwa lingkungan bisnis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kegiatan investasi di pasar modal. Jika lingkungan mendukung, pasar modal akan merespons positif. Namun, dalam beberapa kasus, kondisi lingkungan yang sama bisa memberikan efek berbeda bagi sektor usaha yang berbeda. Oleh karena itu sudah semestinya para pebisnis selalu mengikuti perkembangan yang terjadi di sekitarnya.
sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_sosial#Pranata_Ekonomi
http://bisnis-environment.blogspot.com/
07.59 |
Category:
Peng. Bisnis
|
0
komentar
Comments (0)